Hukum Cairan Yang Keluar Sebab Rangsangan Dan Cara Sucinya
Hukum Cairan Yang Keluar Sebab Rangsangan Dan Cara Sucinya
Sail : Hani
Assalamualaikum
Deskripsi Masalah
Ada seorang prempuan sebut saja fulanah, mendapat perlakuan seperti di pegang anggota badannya yang sensitif, lalu secara reflek ia merasakan ada basah di farjinya. Dan ada juga remaja sebut saja Eror yang saat menonton dan membaca novel yang khusus18 tahun keatas, lalu tanpa sadar kemaluannya basah dan ia baru sadar ketika ia sedang buang hajat.
Pertanyaan:
1. Apakah jenis air yang dikeluarkan fulanah tadi disebut mani, madzi, atau wadzi ?
2. Bagaimana cara bersucinya bagi orang yang mengeluarkan untuk tiap-tiap jenis air yang keluar tersebut ?
3. Apakah sama jenis air yang keluar dari anunya fulanah dengan jenis air yang keluar dari wanita yang sebelum atau sedang melakukan jimak ?
Jawaban:
Wa'alaikumusalam warohmatullohi
1. Apabila keluar nya tersebut karena rangsangan syahwat, maka termasuk madzi,
2. sama seperti cara mensucikan najis mutawasithoh lainnya. yaitu dihilangkan ain nya, kemudian di siram/basuh.
3 Apabila Air yang keluar dari farji fulanah disebabkan rangsangan maka termasuk madzi
Meskipun diakibatkan dari menonton maupun membaca,
Referensi
اعانة الطالبين ج-١ ص-١٠٣
وكما إذا خرج منه مذي - كما هو الغالب من سبقه للمني - فإنه يتنجس به.
نعم، يعفى عمن ابتلي به بالنسبة للجماع، كما صرح به البجيرمي في باب النجاسة.
Hal ini sebagaimana keluar nya air madzi dari dzakar, yang umum nya keluar mendahului air mani , maka dzakar tersebut menjadi najis apabila terkena air madzi.
Ya memang benar seperti itu, Namun bagi orang yang sering keluar madzi saat akan jima hal itu dimakfu, sebagaimana dijelaskan oleh Al-Bujairomi dalam bab najis.
NB.________
Maksud dimakfu di sini, memasukkan dzakar kedalam farji harus dalam keadaan suci dari najis, namun karena umumnya orang jika terangsang mengeluarkan madzi maka, meskipun kepala dzakar dalam kondisi najis terkena madzi maka hal itu masih di makfu
.[ابن حجر الهيتمي، المنهاج القويم شرح المقدمة الحضرمية، صفحة ٥٣]
والمذي" بسكون المعجمة للأمر بغسل الذكر أي رأسه منه وهو ماء أصفر رقيق غالبًا يخرج عند ثوران الشهوة ويشترك فيه الرجل والمرأة.
( perkara najis berikut nya adalah madzyu) karena adanya perintah untuk membasuh dzakar yang terkena madzi. Lafadz madzyu dengan memakai huruf dzal yang diberi titik, dan boleh memakai dal tanpa titik dengan dibaca sukun, dan terkadang huruf dzal tersebut dibaca kasroh dengan mentahfif huruf Ya' ( Madziy), dan juga terkadang mentasydid huruf Ya' ( Madziyyi) yaitu air yang berwarna kekuningan umum nya lembut (lembek) dan umum nya keluar ketika syahwat masih lemah ( dalam arti diawal syahwat).
[ابن حجر الهيتمي، المنهاج القويم شرح المقدمة الحضرمية، صفحة ٥٣]
والمذي" بسكون المعجمة للأمر بغسل الذكر أي رأسه منه وهو ماء أصفر رقيق غالبًا يخرج عند ثوران الشهوة ويشترك فيه الرجل والمرأة.
( perkara najis berikut nya adalah Al-Madzyu) dengan membaca sukun huruf dzal yang bertitik, madzyu najis karena adanya hadis yang memerintahkan untuk membasuh kepala dzakar yang terkena madzyu. Madzyu adalah air yang berwarna kekuningan yang umumnya lembut dan keluar ketika meluapnya syahwat , dan keluar nyabmadzyu ini sama-sama dialami oleh lelaki dan perempuan.
٢.كفاية الاخيار ص - ٨٧
ويدخل فِي قَول الشَّيْخ الْمَذْي لِأَنَّهُ خَارج من أحد السَّبِيلَيْنِ
وَحجَّة نَجَاسَته حَدِيث عَليّ رَضِي الله عَنهُ فِي قَوْله
٠ - كنت رجلا مذاء فَاسْتَحْيَيْت أَن أسأَل رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم فَأمرت الْمِقْدَاد فَسَأَلَهُ فَقَالَ يغسل ذكره وَيتَوَضَّأ .رواه مسلم.
والمذي أَبيض رَقِيق لزج يخرج بِلَا شَهْوَة عِنْد الملاعبة وَالنَّظَر
Dan masuk kategori najis berdasarkan perkataan Qodli Abu Syuja' yaitu Air madzi, karena madzi keluar dari qubul.
Adapun dalil najisnya madzi adalah hadits Ali bin Abi Thalib yang mengatakan: " Aku adalah seseorang yang mudah keluar air madzi, aku malu bertanya kepada Rosulullah, kemudian aku menyuruh Miqdad untuk menanyakan hal itu, kemudian Rosulullah menjawab : " Orang yang keluar air madzi cukup menyiram dzakar nya kemudian dia wudlu'. (HR.Muslim).
Adapun air madzi berwarna putih, cairan nya lembut serta lengket, keluar sebab syahwat, ketika melakukan rangsangan, atau ketika melihat (hal yang merangsang)
سفينة النجاة ص-٣
والمتوسطة تنقسم إلى قسمين: عينية وحكميه . العينية : التي لها لون وريح وطعم فلا بد من إزالة لونها وريحها وطعمها . والحكمية : التي لا لون لها ولا ريح ولاطعم لها يكفيك جري الماء عليها
Adapun Najis Mutawasithoh terbagi menjadi dua yaitu najis ainiyah dan hukmiyah.
Najis Ainiyah adalah najis yang memiliki warna bau dan rasa. Maka untuk mensucikan nya harus dihilangkan dulu warna, bau dan rasa nya (di hilang kan dulu barang najis nya)
Adapun Najis hukmiyah adalah najis yang tidak memiliki warna bau dan rasa ( barang najis nya sudah hilang). Maka cara mensucikan nya cukup dengan menyiramkan air ke najis tersebut.
٣.[سعيد باعشن، شرح المقدمة الحضرمية المسمى بشرى الكريم بشرح مسائل التعليم، صفحة ١٣٩]
(والمذي) -بسكون المعجمة على الأفصح- للأمر بغسل الذكر، أي: رأسه منه، وهو ماء أصفر رقيق غالباً، يخرج عند شهوة ضعيفة، ويقال فيه من المرأة القذى
( perkara najis berikut nya adalah Al-Madzyu) dengan membaca sukun huruf dzal yang bertitik menurut pendapat yang lebih fasih.
Madzyu najis karena adanya hadis yang memerintahkan untuk membasuh kepala dzakar yang terkena madzyu.
Madzyu adalah air yang berwarna kekuningan yang umumnya lembut dan keluar ketika syahwat masih lemah (awal syahwat) , dan ada juga yang menamai madzyu yang keluar dari perempuan dengan sebutan qodzyu.
Catatan:
MANI adalah cairan putih keluar dengan tersendat-sendat disertai syahwat serta menyebabkan loyo setelah keluarnya.
Hukumnya suci dan wajib mandi. Ciri-ciri mani ada 3, yaitu :
- keluar disertai syahwat (kenikmatan).
- keluar dengan tersendat-sendat.
- jika basah baunya mirip adonan kue dan jika kering mirip putih telur.
Jika didapatkan salah satu dari tiga ciri di atas, maka disebut mani. Hal ini berlaku pada laki-laki dan perempuan.
MADZI adalah cairan putih lembut dan licin keluar pada permulaan bergejolaknya syahwat. Istilah madzi untuk laki-laki, namun jika keluar dari perempuan dinamakan QUDZA.
Hukumnya najis dan membatalkan wudhu tapi tidak wajib mandi.
WADI adalah cairan putih keruh dan kental, keluar setelah melaksanakan kencing atau ketika mengangkat beban berat.
Hukumnya seperti madzi yaitu najis dan membatalkan wudhu’ tapi tidak wajib mandi.
Cara menyucikan najis-najis :
Najis besar (Mughallazoh), menyucikannya dengan membasuh sebanyak tujuh kali, salah satunya menggunakan debu, setelah hilang ‘ain (benda) yang najis.
Najis ringan (Mukhaffafah), menyucikannya dengan memercikkan air secara menyeluruh (tidak harus sampai mengalir) dan menghilangkan ‘ain najisnya terlebih dahulu.
Najis sedang (Mutawassithoh) terbagi dua bagian, yaitu:
1. 'Ainiyyah yaitu najis yang masih nampak warna, bau, atau rasanya, maka cara menyucikan najis ini dengan menghilangkan sifat najis yang masih ada.
2. Hukmiyyah, yaitu najis yang tidak nampak warna, bau dan rasanya, maka cara menyucikan najis ini cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis tersebut.
Wa llahu 'alam Bhis Showab
Mujawwib Dan Mushohheh:
✅ الأستاذ عبد الله سهل زهدي,الباموتاني
✅Ustadz Hosiyanto S.Pd.I
✅ Syekh Iman Abdullah al rasyid
✅ Kyai Suhaemi Qusyairi
✅Ustadzah Ai Maslaili Siti Aisyah
✅Ustadz Abdul Muchtar Hakim S.H
✅ Ummi Hajjah Dinda Dzulaeha
✅ Ustadz Muhibbin Fillah
✅Yai Abuya Wail
✅ Ustadzah Izzatun Nisa
✅ Ustadz Aby Hadi
✅ Ustadz Abu Siman
✅Muhammad Najmudin
Dan Tim Admin Yang Lainnya.
Perumus Redaksi Dan Koordinator
✅ Ustadz Muhibbin Fillah
✅ Ummi Dinda zulaeha S.H
✅ Ustadz Syaipudin
Peterjemaah
✅ Kang Ustadz Ahmad Robit Subhan
✅ Ummi Dinda zulaeha
Deskripsi Masalah
✅ Ustadz Syaipudin
Keamanan Grup:
✅TQK Fauzi Maulana Dan Ustadzah Nurrul Jannah
Komentar
Posting Komentar