STANDARISASI GERAKAN YANG BISA MEMBATALKAN SHOLAT
TANYA JAWAB FIQIH DAN AQIDAH
STANDARISASI GERAKAN YANG BISA MEMBATALKAN SHOLAT
๐ณ๐ป♀️ Penanya : Fauzan
⏸️ Pertanyaan :
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Waktu msih kecil, kadang tmn bilang klo sedang shalat itu jgn bnyk gerakan apalagi sampai lebih 3 kali, karna bsa membatalkan shalat.
Yg sy tanyakan, gerakan bagaimana yg dimaksud yaitu gerakan yg tdk blh lebih dri 3 kali itu?
Mohon jawaban dan dalilnya, terima kasih ๐๐
➡️Jawaban :
Wa'alaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh.
Gerakan yang dapat membatalkan sholat adalah gerakan berat yang dilakukan secara berturut-turut, yaitu gerakan yang jika dihitung dalam waktu singkat itu sampai tiga kali atau lebih. Tapi jika hanya dua kali maka masih dianggap gerakan sedikit yang tidak membatalkan sholat, serta jika gerakan berat tersebut ada jeda maka masih dianggap sedikit sekalipun jika dihitung itu gerakannya akan lebih dari tiga kali. Adapun contoh gerakan berat itu semisal melangkah, mengacungkan tangan, menggerakan tangan (dikecualikan jari jemari saja), dan yang lainnya.
๐ Ibarot madzhab Syafi'i :
ูุงูุนู ู ุงููุซูุฑ ุนูู ูุฌู ุงูุชูุงูู ูุงูุงุชุตุงู ุนู ุฏุง ู ุจุทู ููุตูุงุฉ، ูุงูุฏููู ุนูู ุฃู ุงููููู ุบูุฑ ู ุจุทู ููุตูุงุฉ ุฃู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุฃุฎุฐ ูู ุงูุตูุงุฉ ุฃุฐู ุงุจู ุนุจุงุณ، ูุฃุฏุงุฑู ู ู ูุณุงุฑู ุฅูู ูู ููู
“Gerakan banyak dalam bentuk yang berlanjut serta berturut-turut secara sengaja (tanpa uzur dan dalam keadaan darurat) itu akan membatalkan sholat. Dan dalil bahwa gerakan yang sedikit tidak membatalkan sholat adalah bahwasanya nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah memegang telinganya Ibnu Abbas (saat sedang sholat) kemudian beliau memindahkannya dari sebelah kiri menuju ke sebelah kanan beliau” (Nihayatul Matlab : 2/205)
ุซู ุฃุฌู ุนูุง ุนูู ุฃู ุงููุซูุฑ ุฅูู ุง ูุจุทู ุฅุฐุง ุชูุงูู ูุฅู ุชูุฑู ุจุฃู ุฎุทุง ุฎุทูุฉ ุซู ุจุนุฏ ุฒู ู ุฎุทุง ุฃุฎุฑู ุฃู ุฎุทูุชูู ุซู ุฎุทูุชูู ุจูููู ุง ุฒู ู، ููููุง ุฅููู ุง ูููู
“Kemudian secara ijma (didalam madzhab syafi'i) disebutkan bahwa gerakan yang banyak dapat membatalkan sholat jika dilakukan secara berturut-turut. Namun jika gerakan tersebut berjarak seperti saat sedang melangkah kemudian dalam durasi tertentu melangkah lagi, atau setiap dua langkah ada jeda, maka menurut kami hal tersebut adalah gerakan sedikit (yang tidak membatalkan sholat)” (Roudhotut Tholibin : 1/294)
ุงู ุง ุงูุญุฑูุฉ ุงูููููุฉ، ูุญุฑุชูู ููุง ุชุจุทู ุงูุตูุงุฉ ุจูุง، ุณูุงุก ูุงู ุนู ุฏุง ุงู ุณููุง، ู ุงูู ููุตุฏ ุจูุง ุงููุนุจ، ูุฅู ูุตุฏ ุจูุง ุฐุงูู، ูุฃู ูุงู ุฃُุตุจุนู ุงููุณุทู ูู ุตูุงุชู ูุดุฎุต ูุงุนุจุง ู ุนู ุจุทูุช ุตูุงุชู
“Adapun gerakan yang sedikit seperti dua gerakan (tangan atau kaki), maka hal itu tidak membatalkan sholat entah dilakukan secara sengaja ataupun karena lupa, dengan catatan hal itu dilakukan tidak bertujuan untuk main-main. Oleh karena itu jika seseorang sengaja menggerakkan anggota badannya dengan tujuan main-main, misalnya dengan cara mengacungkan jari tengahnya didalam sholat kepada orang lain, maka sholatnya menjadi batal” (Kasyifatus Saja : 331)
๐ Ibarot madzhab Hambali :
ูุดุชุฑุท ูู ุงูุนู ู ุงููุซูุฑ ุงูุฐู ูุจุทู ุงูุตูุงุฉ ุฃู ูููู ู ุชูุงููุง ูุฅู ููุน ู ุชูุฑูุง ูุฅูู ูุง ูุจุทู ุงูุตูุงุฉ ุญุชู ูู ูุฑุถูุง ุฃูู ูู ุฌู ุนุช ูุฐู ุงูุฃุนู ุงู ูุตุงุฑุช ู ุฌุชู ุนุฉ ูุนูุงً ูุซูุฑุฉ ูุฅู ุงูุตูุงุฉ ูุง ุชุจุทู، ูุงูุฏููู ุนูู ูุฐุง ู ุง ุชูุฏู ู ุนูุง ู ู ุฃู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูุงู ูุญู ู ุฃู ุงู ุฉ ููุฐุง ูุนู ูู ุฌู ุน ูุถู ุจุนุถู ูุจุนุถ ูุตุงุฑ ูุนูุงً ูุซูุฑุง ุญูุซ ูุถุนูุง ูู ูู ุฑูุนุฉ ููุญู ููุง ูู ูู ุฑูุนุฉ
“Disyaratkan dalam gerakan banyak yang membatalkan sholat adalah gerakan yang dilakukan secara berturut-turut. Oleh karena itu jika hanya terjadi dengan jeda durasi tertentu, maka tidak akan membatalkan sholat. Bahkan jika seumpama kita beranggapan bahwa gerakan tersebut jika dikumpulkan (seluruhnya) akan menjadi gerakan yang sangat banyak, maka tetap sholatnya tidak batal. Dan dalil atas hal ini telah disebutkan bahwa nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menggendong umamah (saat sedang sholat). Gerakan ini jika dikumpulkan dan digabungkan maka akan menjadi gerakan yang banyak dimana beliau meletakan umamah pada setiap raka'at dan menggendongnya kembali dalam raka'at yang lain” (Syarhul Mumti ala Zaadil Mustaqni : 1/414)
๐ Ibarot madzhab Hanafi :
ูู ููุง ุงูุนู ู ุงููุซูุฑ ุงูุฐู ููุณ ู ู ุฃุนู ุงู ุงูุตูุงุฉ ูู ุงูุตูุงุฉ ู ู ุบูุฑ ุถุฑูุฑุฉ ูุฃู ุง ุงููููู ูุบูุฑ ู ูุณุฏ ุงุฎุชูู ูู ุงูุญุฏ ุงููุงุตู ุจูู ุงููููู ูุงููุซูุฑ ูุงู ุจุนุถูู : ุงููุซูุฑ ู ุง ูุญุชุงุฌ ููู ุฅูู ุงุณุชุนู ุงู ุงููุฏูู ูุงููููู ู ุง ูุง ูุญุชุงุฌ ููู ุฅูู ุฐูู ุญุชู ูุงููุง: ุฅุฐุง ุฒุฑ ูู ูุตู ูู ุงูุตูุงุฉ ูุณุฏุช ุตูุงุชู، ูุฅุฐุง ุญู ุฅุฒุงุฑู ูุง ุชูุณุฏ، ููุงู ุจุนุถูู : ูู ุนู ู ูู ูุธุฑ ุงููุงุธุฑ ุฅููู ู ู ุจุนูุฏ ูุง ูุดู ุฃูู ูู ุบูุฑ ุงูุตูุงุฉ ููู ูุซูุฑ، ููู ุนู ู ูู ูุธุฑ ุฅููู ูุงุธุฑ ุฑุจู ุง ูุดุจู ุนููู ุฃูู ูู ุงูุตูุงุฉ ููู ูููู ููู ุงูุฃุตุญ، ูุนูู ูุฐุง ุงูุฃุตู ูุฎุฑุฌ ู ุง ุฅุฐุง ูุงุชู ูู ุตูุงุชู ูู ุบูุฑ ุญุงูุฉ ุงูุฎูู ุฃูู ุชูุณุฏ ุตูุงุชู؛ ูุฃูู ุนู ู ูุซูุฑ ููุณ ู ู ุฃุนู ุงู ุงูุตูุงุฉ ูู ุง ุจููุง
“Dan diantara (perkara yang dapat membatalkan sholat) adalah gerakan banyak yang tidak termasuk gerakan sholat dan hal itu dilakukan bukan dalam keadaan daruat. Adapun gerakan yang sedikit, maka tidak membatalkan sholat. Sebagian ulama madzhab Hanafi berbeda pendapat terkait batasan rinci antara gerakan yang banyak dan sedikit, mereka menyatakan : Gerakan yang banyak adalah yang dilakukan oleh kedua tangan, sedangkan gerakan yang sedikit adalah tidak seperti itu. Mereka memberikan contoh semisal jika ada seseorang mengancingkan bajunya, maka menjadi batal sholatnya, dan jika seseorang membetulkan posisi sarung atau kainnya (dengan satu tangan), maka tidak menjadi batal sholatnya.
Sebagian ulama madzhab Hanafi yang lain menyatakan : Setiap gerakan yang dilihat dari jauh dan tidak diragukan lagi bahwa hal itu nampak seperti bukan gerakan sholat, maka hal tersebut termasuk gerakan banyak (yang dapat membatalkan sholat). Sedangkan jika dilihat dari jauh masih nampak seperti orang yang sedang sholat, maka gerakan itu masih dianggap sedikit (yang tidak membatalkan sholat), maka inilah pendapat yang shohih. Dan disini yang tidak termasuk (rukhsoh) adalah jika seseorang membunuh (hewan) pada saat sholat bukan karena takut, maka hal itu menjadikan sholatnya batal karena termasuk kepada gerakan yang banyak diluar gerakan sholat seperti yang sudah kami jelaskan” (Bada'ius Shona'i : 1/241)
๐ Ibarot madzhab Maliki :
ูุจุทูุช ุจูุซูุฑ ูุนู ูุญู ุฌุณุฏ ูุนุจุซ ุจูุญูุชู ููุถุน ุฑุฏุงุก ุนูู ูุชู ูุฏูุน ู ุงุฑ ูุฅุดุงุฑุฉ ุจูุฏ ูุงููููู ู ู ุฐูู ูุง ูุจุทููุง ูุงูุฅุดุงุฑุฉ ูุญู ุงูุจุดุฑุฉ، ุฃู ุง ุงูู ุชูุณุท ุจูู ุงููุซูุฑ ูุงููููู، ูุงูุงูุตุฑุงู ู ู ุงูุตูุงุฉ، ููุจุทู ุนู ุฏู ุฏูู ุณููู. ูููู: ูุญู ุฌุณุฏ ุฃู ููุจุทููุง ุฅุฐุง ูุซุฑ ููู ุณููุง ูุงููุซูุฑ ุนูุฏูุง ูู ู ุง ูุฎูู ูููุงุธุฑ ุฃูู ููุณ ูู ุตูุงุฉ
“Dan sholat menjadi batal dengan gerakan yang banyak semisal menggosok badan, mengelus-elus jenggot, meletakkan selendang diatas bahu, mencegah orang yang berjalan dan memberi isyarat dengan tangan. Sedangkan gerakan yang sedikit itu tidak membatalkan sholat semisal memberi isyarat (dengan mata) dan menggaruk sedikit bagian kulit. Adapun gerakan yang ada diantara gerakan sedikit dan banyak semisal berpindah dari tempat sholat, maka menjadi batal sholatnya jika dilakukan dengan sengaja. Namun tidak batal sholatnya jika dilakukan tanpa sengaja. Dan dikatakan : Seperti menggaruk seluruh badan, maka hal itu akan membatalkan sholatnya. Yakni jika gerakannya banyak meskipun dilakukan tanpa sadar, dan gerakan yang banyak menurut kami adalah yang terlihat sangat jelas bagi setiap orang yang melihatnya bahwa orang tersebut seperti tidak sedang melakukan sholat” (Balaghotus Salik : 1/348)
Kesimpulannya :
Gerakan-gerakan diluar sholat yang bisa membatalkan sholat adalah gerakan-gerakan berat yang dilakukan secara berturut-turut atau tanpa jeda. Juga gerakan-gerakan berat yang dilakukan untuk tujuan main-main, maka bisa membatalkan sholat pula. Adapun gerakan berat yang dilakukan tidak berturut-turut, maka tidak akan membatalkan sholat karena masih dianggap sebagai gerakan yang sedikit menurut para ulama. Oleh karena itu, inti daripada gerakan berat yang bisa membatalkan sholat adalah gerakan yang banyak, dan gerakan banyak itu adalah gerakan yang dilakukan lebih dari tiga kali serta dilakukan berturut-turut alias tanpa jeda.
Nah demikianlah, wallahu a'lam.
.
Komentar
Posting Komentar