HUKUM PIPA ROKOK YANG TERBUAT DARI GADING GAJAH & TULANG AYAM & HUKUM MEMAKAN LEBAH
TANYA JAWAB FIQIH & AQIDAH
HUKUM PIPA ROKOK YANG TERBUAT DARI GADING GAJAH & TULANG AYAM& HUKUM MEMAKAN LEBAH
📝 Penanya: Muhammad Masruhin Irfan
⏸️ Pertanyaan :
Assalamualaikum, maaf kak admin izin bertanya...
1. Hukum pipa rokok menggunakan gading gajah baik yang hidup maupun yang mati?
2. Hukum pipa rokok dari tulang ayam yang mati tanpa disembelih?
3. Hukum makanan sejenis pelas/pepes lebah madu (tawon laler)?
Minta referensi lengkap beserta hiilahnya, terima kasih 🙏🙏
➡️ Jawaban :
Wa'alaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh.
1. Pipa rokok yang terbuat dari gading atau tulang gajah itu najis sehingga tidak boleh digunakan pada sesuatu yang basah, sebagaimana mulut yang dipakai untuk menghisap itukan basah, nah maka tidak boleh digunakan. Adapun untuk sesuatu yang kering, maka gading atau tulang gajah boleh digunakan, hanya saja disertai hukum makruh.
2. Sama-sama najis, sebab tidak disembelih secara syar'i dan hewan tersebut menjadi tergolong bangkai.
3. Lebah adalah termasuk hewan yang tidak boleh dibunuh kata nabi, termasuk memakannya maka lebih dilarang lagi.
📚 Referensi :
(فرع) العاج المتخذ من عظم الفيل نجس عندنا كنجاسة غيره من العظام لا يجوز استعماله في شيء رطب فإن استعمل فيه نجسه، قال أصحابنا : ويكره استعماله في الأشياء اليابسة لمباشرة النجاسة ولا يحرم لأنه لا يتنجس به
“(Cabang), (pipa rokok) yang terbuat dari tulang (atau gading) gajah adalah najis sebagaimana najis pada tulang-tulang (hewan) yang lain, maka dari itu tidak boleh menggunakannya pada sesuatu yang basah. Dan jika digunakan pada sesuatu yang basah maka akan menyebabkan najis. Ulama madzhab kami menyatakan : Dan dimakruhkan menggunakannya pada sesuatu yang kering, sebab bersentuhan langsung dengan perkara yang najis. Namun yang demikian itu tidaklah diharamkan, sebab benda yang kering tidak akan menjadi najis sebab (bersentuhan dengan sesama benda yang kering)” (Majmu' Syarah Muhadzdzab : 1/298)
نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن قتل أربع من الدواب: النملة والنحلة والهدهد والصرد
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang membunuh empat jenis hewan diantaranya semut, lebah, burung hud-hud dan burung shurod” (HR. Ahmad)
وحكى أَبو حامد عن الشافعي أنه يحرم لحم الحيوان المنهي عن قتله، قال : كالنحل
“Abu Hamid (Al-Ghozali) dari madzhab Syafi'i menghikayatkan bahwasanya haram memakan daging hewan yang dilarang untuk dibunuh (berdasarkan nash syariat), seperti halnya lebah” (Bidayatul Mujtahid : 3/20)
:
٧ً - لحم ميتة الحيوان غير المائي الذي له دم سائل، مأكول اللحم أو غير المأكول، كالكلب والشاة والهرة والعصفور ونحوها. ومثله: *جلد الميتة إن لم يدبغ. هذا عند الحنفية. وقال غيرهم: ميتة غير الآدمي يجميع أجزائها من عظم وشعر وصوف ووبر وغير ذلك نجسة، لأن كلاً منها تحله الحياة
٢ - أن يكون طاهرا: فلا يجوز بيع النجس كالخمر والخنزير، والمشهور منع بيع العاج والزبل والزيت النجس مطلقا. وأجاز ابن وهب ذلك البيع، فمن رأى أن عاج الفيل ناب جعله كالميتة، ومن رأى أنه قرن معكوس جعل حكمه حكم القرن
Kesimpulan dari pertanyaan diatas
Pipa rokok yang terbuat dari gading gajah itu akan menajiskan sesuatu yang basah, atau membuat najis jika digunakan pada sesuatu yang basah. Sedangkan jika digunakan untuk sesuatu yang sama-sama kering maka tidak akan menajiskannya. Adapun pipa rokok yang terbuat dari tulang ayam, yang mana ayam tersebut tidak disembelih secara syar'i maka sama-sama najis. Sebab saat hewan yang disembelih tidak secara syar'i, maka hewan tersebut tergolong sebagai bangkai. Kemudian terkait memakan lebah entah dengan cara digoreng, direbus, dipepes dan yang lainnya adalah diharamkan berdasarkan nash-nash diatas.
Demikianlah, wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar