Hukum Istri Menggugat Cerai Kepada Suami nya

TANYA JAWAB FIQQIH DAN AQIDAH

Published from Blogger Prime Android App

Hukum Istri Menggugat Cerai Kepada Suami nya*

Penanya: ustadz anwar

📖 Deskripsi Pertanyaan

Assalamualaikum ...

1. Bagaimana hukumnya jika istri minta khulu' tapi suaminya tetap tidak mau meskipun istri sampai  bilang berapa pun saya bayar asalkan kamu ceraikan saya tapi si suaminya bilang: saya tidak akan ceraikan kamu. Dan berapa pun yang kamu kasih ke saya, tapi si istrinya tadi tetap berangkat ke pengadilan agama, dan di pengadilan dijatuhkan cerai satu pada mereka, nah ini hukumnya gimana?

2. Jika suami tadi minta iwadnya diluar kemampuan si istri gimana hukumnya? Contoh si suami minta iwad 50 juta namun istri mampu hanya  5juta, ini gimana hukumnya? Dan istrinya tetap gugat cerai ke pengadilan meskipun tidak ngasih bayaran 50 juta pada suaminya, gimana ini hukum cerainya yang dijatuhkan oleh hakim?

➡️Jawaban

Wa'alaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh.

1. Jika memang si suami tidak mau mengabulkan permintaan istri yang mengajukan khulu dan istri tetap pergi ke pengadilan, maka itu nanti jatuhnya adalah fasakh, bukan khulu. Mengajukan fasakh jika memang rumah tangga tidak bisa dilanjutkan lagi, dan jika dilanjutkan maka si istri khawatir tidak mampu memenuhi hak-haknya suami serta muncul berbagai mafsadat lainnya, maka diperbolehkan bagi istri untuk mengajukan fasakh ke pengadilan.

2. Jika jatuhnya fasakh, maka tidak ada tuntutan untuk mengeluarkan iwadh bagi istri.

📚 Referensi

وإن اشتد عدم رغبة الزوجة لزوجها طلق عليه القاضى طلقة


“Jika telah memuncak ketidak senangan/kebencian istri terhadap suaminya, maka hakim diperbolehkan menjatuhkan talaknya” (Ghoyatul Marom : 79)


ويلاحظ أن التفريق يختلف عن الطلاق بأن الطلاق يقع باختيار الزوج وإرادته، أما التفريق فيقع بحكم القاضي، لتمكين المرأة من إنهاء الرابطة الزوجية جبراً عن الزوج، إذا لم تفلح الوسائل الاختيارية من طلاق أو خلع. وأخذ القانون في مصر وسورية أحكام أربع حالات للتفريق في الأكثر من مذهبي المالكية والحنابلة.

والتفريق القضائي قد يكون طلاقاً: وهو التفريق بسبب عدم الإنفاق أو الإيلاء أو للعلل أو للشقاق بين الزوجين أو للغيبة أو للحبس أو للتعسف، وقد يكون فسخاً للعقد من أصله كما هو حال التفريق في العقد الفاسد، كالتفريق بسبب الردة وإسلام أحد الزوجين

ويلاحظ أن التفريق يختلف عن الطلاق بأن الطلاق يقع باختيار الزوج وإرادته، أما التفريق فيقع بحكم القاضي، لتمكين المرأة من إنهاء الرابطة الزوجية جبراً عن الزوج، إذا لم تفلح الوسائل الاختيارية من طلاق أو خلع. وأخذ القانون في مصر وسورية أحكام أربع حالات للتفريق في الأكثر من مذهبي المالكية والحنابلة


Jika diperhatikan, bahwasanya perbedaan antara tafriq dengan thalaq adalah :

1. Talak itu dijatuhkan berdasarkan pilihan suami serta kehendaknya.

2. Sedangkan tafriq itu terjadi dengan keputusan hakim agar supaya si istri memungkinkan untuk dapat mengakhiri hubungan pernikahannya secara paksa dengan suami ketika tidak bisa ditempuh dengan cara biasa melalui talak maupun khulu. Dan perundang-undangan negara Mesir maupun Suriah mengambil keputusan hukum dari 4 hal diatas untuk masalah tafriq dalam banyak masalah dari madzhab Maliki dan Hanbali.

والتفريق القضائي قد يكون طلاقاً: وهو التفريق بسبب عدم الإنفاق أو الإيلاء أو للعلل أو للشقاق بين الزوجين أو للغيبة أو للحبس أو للتعسف، وقد يكون فسخاً للعقد من أصله كما هو حال التفريق في العقد الفاسد، كالتفريق بسبب الردة وإسلام أحد الزوجي

Adapun perceraian melalui pengadilan terkadang adakalanya :

1. Berupa talak, yaitu perceraian yang disebabkan beberapa hal diantaranya : Tidak adanya infaq, terjadi ila', karena menderita penyakit, atau adanya percekcokan antara suami istri, menghilang, dipenjara, atau karena perlakuan yang sewenang-wenang.

2. Adakalanya berupa memfasakh akad dari asalnya sebagaimana dalam masalah tafriq dalam akad yang rusak contoh seperti tafriq sebab murtad, atau masuk islamnya salah satu pasangan suami istri. (Fiqhul Islami : 9/7090)


فلا شك أن الإسلام جعل الطلاق حلا إيجابيا لفض النزاعات الزوجة الناشئة عن عدم ائتلاف الطباع والأخلاق ، ولكن لم يجعل هذا الحل دون قيد أو شرط ، بل جعل له حدودا وقوانينا تنظمه بما تقضيه المصلحة الأسرية ومن هذه القوانين: النهي عن طلب المرأة الطلاق من زوجها في غير ما بأس. فلا شك أن الإسلام خلقت المرأة عليها من حيث غلبة العاطفة ، ولين الجانب ، والتسرع ، ربما تجعلها غير حكمية إذا أقدمت على طلب الطلاق لمجرد مشكلة عابرة ، أو مشادة كلامية بينها وبين زوجها ، خصوصا إذا كان لها أبناء. فهي بذلك تحطم رباط الزوجة إلى أن قال ومن أجل هذا كله فقد زجر النبي صلى الله عليه وسلم النساء عن طلب الطلاق من أزواجهن في غير ما بأس منهم. فقال صلى الله عليه وسلم ( أيما امرأة سألت سألت زوجها طلاق في غير ما بأس ، فحرام عليها رائحة الجنة) ولا شك أن هذا الحديث الشريف يدل على حرمة طلب المراة الطلاق من زوجها في غير ما بأس منه ، ولكن إذا ترجحت في ذلك مصلحة شرعية ، أو إذا ترجحت في استمرا الزواج مفسدة شرعية ، جاز لها أن تطلب الطلاق.

( الآداب الشرعية في المعاشرة* *الزوجية : ١  ١٠

 Kesimpulannya :

Jika memang istri sudah benar-benar tidak ingin melanjutkan rumah tangganya semisal karena merasa benci terhadap suami dan khawatir jika meneruskan rumah tangganya tidak akan mampu memenuhi hak-haknya suami lalu muncul mafsadat lainnya, maka boleh saja mengajukan fasakh berdasarkan keterangan-keterangan diatas.

Demikianlah, wallahu a'lam.

✍🏻 Mujawwib :


@⁨Kang Robit Subhan⁩
@⁨Ust Fahrud Cell⁩
@Ummi Nisa Alfi
@⁨@MUHIBBIN FILLAH🥰⁩
@⁨SHOLEHUDDIN@47⁩
@

Mujawwib Dan Mushohheh:

✅Ustadz  Hosiyanto S.Pd.I
✅ Ustadz Ahmad Suhaemi
✅ustadz Aby Abd Hady.
✅Ustadzah Ai Maslaili Siti Aisyah
✅Ustadz Robit Subhan
✅Ustadz Abdul Muchtar Hakim S.H
✅ Ustadz SHOLEHUDDIN@47
✅ Ummi Hajjah Dinda Dzulaeha S.H
✅ Ustadz Muhibbin Fillah
✅ TGK  Ari Azhari
✅ Ustadz Muhammad Shohib Mirbath
✅ Ustadz Fahrud Cell
✅ Ukhty Resti(Bintang Kehidupan
    Dan Tim Admin Yang Lainnya.

Penulis dan Perumus Redaksi:

✅ Ustadz Muhibbin Fillah
✅ Ummi Dinda zulaeha S.H

Penasehat:

✅Habib Abdulloh As-Segaf

Keamanan Grup:

✅TQK Fauzi Maulana


Published from Blogger Prime Android App⁨Ustad Ilyas⁩

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM MENIKAH KARENA KETIADAAN WALI

Niat Wudhu Istibahah Bagi Yang Tidak Daimul Hadast

 Hukum Dzihar Menyerupai Istri Dan Keponakan