kajian kitab Al ibanah wal ifadoh  Dalam Pembahasan Bab Haid,Nifas Dan Istihdhoh



kajian kitab Al ibanah wal ifadoh  Dalam Pembahasan Bab Haid,Nifas Dan Istihdhoh
Published from Blogger Prime Android App
Bag 10

6. Bersih (suci) yang menyela-nyelai di antara dua darah haid.
 
Ketika perempuan haid mengeluarkan darah 1 hari, 1 hari suci, atau 1 jam keluar darah, dan 1 jam suci dan seterusnya (yang penting jumlah keseluruhan darah mencapai 24 jam dalam masa 15 hari) , maka tidak ada perbedaan pendapat dalam madzhab bahwa waktu ketika darah keluar dihukumi haid, dan tidak ada khilaf bahwa ketika orang tersebut telah suci (bersih dari darah) maka wajib baginya untuk mandi, sholat, dan puasa, dan di perbolehkan bagi suaminya untuk mewatinya; karena dhohirnya perempuan tadi suci dan tidak ada darah yang kembali.
 
Namun para ulama' berbeda pendapat pada masalah suci yang terdapat di antara 2 haid.

Menurut qoul adzhar (sahbi) darah tersebut dihukumi haid dengan beberapa syarat, yaitu:

1. Jumlah keseluruhan darah yang keluar serta sucinya tidak melebihi 15 hr 15 mlm , apabila darahnya keluar melebihi 15 hr 15 malam dan ketika sempurna 15 hari darah terus keluar walaupun sebentar, maka perempuan tersebut dikatakan mustahadloh fil haid, yang haidnya bercampur dengan istihadloh dan hukumnya di kembalikan pada salah satu pembagian mustahadloh yang ada 7. 
 
Dan ketika waktu sempurnanya 15 hari tidak ada darah, maka wanita tersebut masih mempunyai masa suci yang harus disempurnakan. Adapun darah selebihnya di katakan darah haid  baru.

2. Jumlah darah yang keluar tidak kurang dari minimal darah haid ( sehari semalam) , jika darah tersebut kurang dari 1 hari 1 malam maka darah tersebut dihukumi darah rusak dan Istihadloh.


٦ .سادسا : النَّقاءُ المُتَخَلَّلُ بين دِمَاءِ الْحَيْضِ

 إذا رَأَتِ الحائِضُ يوما دما 
 أَنْ أَيَّامَ الدَّمِ حَيْضُ، و لا خلاف أنها إِذا رَأَتِ النَّقاءَ يَجِبُ عليها أن تَغْتَسِلَ وتُصَلِّيَ وتَصُومَ ويَجُوزُ لِلزَّوْجِ وَطُؤُها؛ لِأَنَّ الظَّاهِرَ بَقَاءُ الظُّهْرِ وَعَدَمُ مُعاوَدةِ الدَّمِ، واخْتَلَفُوا فِي النَّقَاءِ الَّذِي يَكونُ بين دَمَيِ الْخَيْضِ،

والأَظْهَرُ ( ) : أَنه حَيْضُ بالشُّرُوطِ :

١- أن لا يُجاوِزَ مجموعُ الدّماءِ مَعَ النَّقاءِ خمسةَ عَشَرَ يومًا، فإِنْ جَاوَزَ الخمسةَ عَشَرَ وَكَانَ مُتَّصِلا بدمٍ قبلَه فهذه امرأةٌ مُسْتَحاضَةٌ في الحَيْضِ اخْتَلَطَ حيضُها بِطُهْرِها، فتُرَدُّ إلى إِحْدَى
صُوَرِ المُسْتَحَاضَةِ فِي الخَيْضِ.

وأما إذا لم يَتَّصِلِ الدَّمُ بدَمِ قبله فإنّ هذه المرأة عليها بقيّة طهر، فتُكمل بقيَّةَ الطَّهر، وما زاد فهو حيض جديد.

۲ - أن لا يَنْقُصَ مجموعُ الدِّمَاءِ عن أَقَلَّ الحَيْضِ، فَإِذَا نَقَصَ مجموع الدماء عن يوم وليلة فهذا الدَّمُ دَمُ فَسَادٍ وَاسْتِحاضة


والله سبحانه وتعالى اعلم بالصواب

Oleh :Ustadzah Aisyah

Editor;
Ummi Hajjah Dinda Zulaeha. SH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM MENIKAH KARENA KETIADAAN WALI

Niat Wudhu Istibahah Bagi Yang Tidak Daimul Hadast

 Hukum Dzihar Menyerupai Istri Dan Keponakan