KITAB USHUL FIQIH TERKAIT PEMBAHASAN-PEMBAHASAN DALAM USHUL FIQIH

 KITAB USHUL FIQIH

بســـــــم الله الرحمن الرحيـــــــم

══════••★【﷽】★••══════
 TERKAIT PEMBAHASAN-PEMBAHASAN DALAM USHUL FIQIH

وأبواب أصول الفقه أقسام: الكلام، والأمر، والنهي، والعام، والخ، والمجمل، والمبين، والظاهر، والأفعال، والناسخ، والمنسوخ، والإجماع، والأخبار، والقياس، والحظر والإباحة، وترتيب الأدلة، وصفة المفتي والمستفتي، وأحكام المجتهدين


_“Bab-bab yang dibahas dalam ushul fiqih adalah pembagian kalam (kalimat), amr (kalimat perintah), nahi (kalimat larangan), 'am (kalimat yang umum), khos (kalimat yang khusus), mujmal (kalimat yang masih global), mubayyan (kalimat yang memberi penjelasan), dzohir (makna tersurat), muawwal (makna yang tersirat), af'al (kata kerja), nasikh (yang menghapus), mansukh (yang terhapus), ijma (kesepakatan ulama), akhbar (kalimat berita), qiyas (analogi), hadzr (hukum haram), ibahah (hukum boleh), tartibul adillah (urutan-urutan sumber hukum), sifat mufti (sifat dan gambaran seorang pemberi fatwa), mustafti (orang yang meminta fatwa), dan ketentuan-ketentuan para mujtahid”_

BENTUK-BENTUK KALAM (KALIMAT


فأما أقسام الكلام، فأقل ما يترتب منه الكلام: اسمان، أو اسم وفعl، أو فعل وحرف، أو اسم وحرف . والكلام ينقسم إلى أمر ونهي وخبر واستخبار، وينقسم أيضاً إلى تمن وعرض وقسم . ومن وجه آخر ينقسم إلى حقيقة ومجاز، فالحقيقة ما بقي في الاستعمال على موضوعه، وقيل: فيما اصطلح عليه من المخاطبة . والمجاز ما تجوز به عن موضوعه . والحقيقة إما لغوية وإما شرعية وإما عرفية . والمجاز إما أن يكون بزيادة أو نقصان أو نقل أو استعارة، فالمجاز بالزيادة مثل قوله تعالى: ﴿ ليس كمثله شيء ﴾، والمجاز بالنقصان مثل قوله تعالى: ﴿ واسأل القرية ﴾، والمجاز بالنقل كالغائط فيما يخرج من الإنسان، والمجاز بالاستعارة كقوله تعالى: ﴿ جدارا يريد أن ينقض 


_“Adapun bentuk-bentuk kalimat (maksudnya kalimat dalam bahasa arab), paling minimal kata untuk menyusun kalimat (dalam bahasa Arab) itu terdiri dari dua isim (kata benda), atau isim dan fi'il, atau fi'il dan huruf, atau isim dan huruf. Dan kalimat itu terbagi menjadi amr (kalimat perintah), nahi (kalimat larangan), khobar (kalimat berita) dan istikhbar (kalimat tanya). Dan kalimat juga terbagi menjadi tamanni (kalimat perandaian), 'arodh (kalimat permintaan secara halus) dan qosam (kalimat sumpah)”_


_“Adapun dari sisi lain, kalimat terbagi menjadi kalimat hakikat dan majaz. Kalimat hakikat adalah kalimat yang dalam penggunaannya menetapi makna aslinya. Dan menurut suatu pendapat : Kalimat hakikat adalah kalimat yang digunakan didalam istilah-istilahnya si penutur (menurut istilahnya suatu golongan). Sedangkan kalimat majaz adalah kalimat yang keluar dari makna aslinya. Dan kalimat hakikat adakalanya bersifat kebahasaan, syar'iyyah (bersifat keagamaan), dan urfiyyah (bersifat kebiasaan umum dalam masyarakat). Dan kalimat majaz adakalanya dengan penambahan, pengurangan, perpindahan atau isti'aroh (meminjam kalimat sekaligus makna lain)”_

_“Kemudian, majaz dengan penambahan adalah seperti firman Allah : Laisa kamitslihi syaiun (tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Allah). Sedangkan majaz dengan pengurangan adalah seperti firman Allah : Was alil qoryata (tanyalah penduduk desa). Dan majaz dengan pemindahan adalah seperti kalimat ghoith untuk kotoran yang keluar dari manusia. Lalu majaz dengan isti'aroh (peminjaman) adalah seperti firman Allah : Jidaron yuridu an yang qoddho (tembok yang ingin roboh)”_

KALIMAT PERINTAH

والأمر استدعاء الفعل بالقول ممن هو دونه على سبيل الوجوب. وصيغته: افعل، وعند الإطلاق والتجرد عن القرينة تحمل عليه، إلا ما دل الدليل على أن المراد منه الندب أو الإباحة . ولا يقتضي التكرار على الصحيح، إلا ما دل الدليل على قصد التكرار . ولا يقتضي الفور .والأمر بإيجاد الفعل أمر به وبما لا يتم الفعل إلا به، كالأمر بالصلاة أمر بالطهارة المؤدية، وإذا فعل يخرج المأمور به عن العهدة


_“Kalimat perintah adalah permintaan untuk melakukan perbuatan yang bersifat mengharuskan melalui ucapan kepada orang yang berada dibawahnya (dalam kedudukan). Bentuk kalimat perintah (dalam bahasa arab) adalah if'al. Bentuk kata tersebut ketika dimutlakan dan tidak ada indikasi lain yang meyertainya, maka diarahkan ke hukum wajib kecuali ada dalil yang menunjukkan bahwa sesungguhnya yang diharapkan dari sighot (kalimat perintah tersebut) adalah hukum sunnah atau mubah. Dan tidak menuntut pengulangan berdasarkan pendapat yang shohih kecuali ada dalil yang menunjukkan terhadap tujuan pengulangan, dan tidak menuntut untuk dilakukan seketika perintah untuk mewujudkan perbuatan itu berarti perintah terhadap perbuatan tersebut dan terhadap sesuatu yang menyempurnakannya. Seperti perintah untuk melakukan sholat, maka sesungguhnya itu adalah perintah untuk melakukan bersuci yang mengantarkan kepada sholat, jika perbuatan yang diperintahkan itu telah dilakukan maka orang yang diperintah telah terlepas dari tanggungan”_

KALIMAT LARANGAN 

والنهي عن الشيء أمر بضده . والنهي استدعاء الترك بالقول ممن هو دونه على سبيل الوجوب، ويدل على فساد المنهي عنه
 

_“Kalimat larangan adalah permintaan untuk meninggalkan perbuatan melalui ucapan kepada orang yang berada dibawahnya (dalam kedudukan) secara wajib, larangan itu menunjukkan rusaknya perbuatan yang dilarang”_

 (Al-Waraqat Fi Ushul Fiqih : 2-3)_


_Cukup sekian dulu ngaji kita hari ini dan tunggu nextnya ya gaes, kalau ada waktu luang insyaa Allah saya share kembali... Semoga bermanfaat untuk kita semua, Aamiin._

【𝐀𝐡𝐦𝐚𝐝 𝐅𝐚𝐡𝐦𝐢 𝐌𝐮𝐛𝐚𝐫𝐨𝐤】

PENERBIT:
Ummi Hajjah D.Dzulaeha
)

══════••★【﷽】★••══════

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM MENIKAH KARENA KETIADAAN WALI

Niat Wudhu Istibahah Bagi Yang Tidak Daimul Hadast

 Hukum Dzihar Menyerupai Istri Dan Keponakan