Hukum Wanita Haid Atau Nifas ,Bolehkah Berdiam diri di Masjid?
Hukum Wanita Haid Atau Nifas ,Bolehkah Berdiam diri di Masjid?

Pertanyaan:
Dr novi al zahra
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh..
mohon izin bertanya Ummi Ustdzah ,, Bolehkan wanita haid dan Nifas walaupun memakai pembalut, Berdia diri di dalam masjid atau hanya lewat saja
Mohon Penjelasan dan Beserta ibarot nya
Terima kasih
Jawaban:
Di antara perkara yang diharamkan bagi Wanita yang sedang haidl/nifas adalah berdiam diri di dalam masjid, meski pun memakai pembalut yang sekiranya darah tidak akan mengotori masjid itu sendiri.
Berdiam diri di masjid dan lewat di masjid hukumnya berbeda, jika hanya lewat di masjid dengan keyaqinan darah tidak akan menetes, maka hukumnya boleh, namun jika berdiam diri, maka haram. Jumhur ulama mengharamkannya baik masih dalam madzhab syafi'i atau pun lintas madzhab. Ada pendapat alternatif yang membolehkan, yaitu pendapat ima Al-muzani.
Rincian:
- Jika hanya lewat saja dan tidak khawatir akan mengotori masjid, maka boleh.
- Jika mondar-mandir, meski tidak khawatir mengotori masjid, maka haram.
- Jika berdiam diri meski tidak khawatir mengotori masjid, maka haram, apalagi bila sampai mengotori masjid.
- Boleh menurut imam al-muzani dan ini bisa digunakan dalam keadaan terdesak.
Konsep dalam mengambil hukum adalah mendahulukan madzhab syafi'i, dalam madzhab syafii pun yang didahulukan adalah pendapat mu'tamad dari imam Syaikhoni dan pendapat mayoritas ulama.
Dalam fiqih hampir tidak bisa menghindari khilaf ulama, pendapat yang nadzir/jarang bisa digunakan untuk opsi terakhir atau dalam keadaan terdesak dijadikan sebagai alternatif.
Syarhul Sunnah Lil baghowi:
وجوّز أحمدُ والمزنيُّ المكثَ فيه، وضعف أحمدُ الحديث أي حديث جسرة بنت دجاجة – لأنه راويه أفلتَ مجهولٌ، وتأوّل الآيةَ على أن (عابري سبيل) هم المسافرون تصيبُهُم الجنابةُ فيتيمَّمون ويصلُّون، وقد روي ذلك عن ابن عباسٍ )
Imam Ahmad Al-muzani membolehkan berdiam dalam masjid, dan imam Ahmad mendloifkannya, maksdunya mendloifkan hadits Jasroh binti Dujajah sebab riwayatnya majhul. Adapun takwil ayat "Aabiri sabiil" mereka adalah musafir yang berhadats jinabah lalu tayamum dan sholat. Itu diriwayatkan dari Ibnu Abbas.
شرح السنة للبغوي (2/46).
Kasyifatussaja:
(و) خامسها (اللبث) أي الإقامة (في المسجد) ومثله التردد لقوله صلى االله عليه وسلّملا أحل المسجد لحائض ولا لجنب رواه أبو داود عن عائشة رضي االله عنها
Maksudnya, perempuan haid atau nifas tidak diperbolehkan al-lubts di dalam masjid. Maksud al-lubts adalah berdiam diri.
Begitu juga, ia tidak diperbolehkan mondar-mandir di masjid. Keharaman ini berdasarkan sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallama, “Aku tidak menghalalkan masjid bagi Perempuan haid dan orang junub.” Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah Ra..
Albajuri juz 1 hal 114-115 cetakan al-hidayah :
واما المكث فحرام عليهما ومثله التردد لقوله صلى الله عليه وسلم لا احل المسجد لحائض ولا لجنب رواه ابو داود
Adapun al-muktsu/berdiam diri di masjid maka haram bagi keduanya (orang haid dan junub).
Sebagaimana haram berdiam diri adalah berlalu lalang (bolak-balik) berdasarkan hadits Nabi SAW. : aku tidak dihalalkan masjid bagi orang yang haid dan orang yang junub.
والله سبحانه وتعالى اعلم بالصواب
Ummi Hajjah D.Zulaeha
MUSHOHIH :
Ustadzah Aisyah
Komentar
Posting Komentar