Apakah Zakat Fitrah Boleh Di Berikan kepada Guru Ngaji,Kyai Dan Ustadz?
TANYA JAWAB FIQIH DAN AQIDAH

Apakah Zakat Fitrah Boleh Di Berikan kepada Guru Ngaji,Kyai Dan Ustadz?
Pena: Azora
Pertanyaan :
Assalamualaikum wr wb.
Izin bertanya yai.
Apakah ada ulama yang memperbolehkan zakat fitrah diberikan kepada guru ngaji, kiyai dan ustadz?
Mohon jawbannya yai
Jawaban :
Wa'alaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh.
Memberikan zakat fitrah kepada guru ngaji entah itu ustadz, kiyai atau sejenisnya adalah boleh jika memang mereka statusnya adalah sebagai faqir atau miskin. Jadi seorang guru ngaji hanya berhak menerima zakat itu bukan karena statusnya sebagai guru ngaji, tapi karena dia termasuk salah satu kategori dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat. Dan satu lagi, guru ngaji tidak bisa diartikan sebagai Sabilillah dalam makna hakiki persoalan zakat. Adapun dalam makna yang secara umum, setiap orang yang berada diatas kebaikan entah itu guru ngaji, penuntut ilmu dan sejenisnya adalah Sabilillah, namun bukan itu yang dimaksud dalam konteks permasalahan zakat.
Referensi:
الفقير : هو من لا مال له أصلا ولا كسب من حلال أو له مال أو كسب دون أن يكفيه أي من ذلك بأن كان أقل من نصف الكفاية
“Faqir adalah orang yang tidak punya harta atau pekerjaan sama sekali dari pekerjaan halal, atau punya harta dan pekerjaan namun tidak mencukupi (kebutuhan perharinya). Gambarannya adalah, hasilnya itu lebih sedikit (atau kurang) dari kebutuhannya” (Fiqhul Ibadat : 1/655)
الفقير في الزكاة هو الذي لا مال له ولا كسب يقع موقعا من حاجته أي مطعما وملبسا ومسكنا وغيرها مما لا بد منه على ما يليق بحاله وحال ممونه لعمر الغالب
“Faqir adalah orang yang tidak mempunyai harta sama sekali, atau mempunyai harta yang jika dibagi dari sisa dari umur gholibnya (60 tahun) itu tidak mencapai 50% (atau lebih sedikit) dari kebutuhan primernya. Atau orang yang tidak punya pekerjaan layak, atau punya pekerjaan namun hasilnya tidak mencapai 50% dari kebutuhan perharinya” (Hasyiyah Al-Baijuri : 282)
والمسكين: هو من قدر على مال أو كسب حلال يساوي نصف ما يكفيه في العمر الغالب
“Miskin adalah orang yang punya pekerjaan namun hasilnya tidak mencukupi kebutuhan primernya. tau punya harta yang jika dihitung untuk mencukupi kebutuhan pada sisa umur gholibnya (60 tahun), maka hasilnya hanya mencapai 50% lebih dari kebutuhan perharinya” (Fiqhul Islam : 3/1964)
وأما القوي المكتسب فال تحل له الزكاة والقوي المكتسب هو من كان صحيحاًفي بدنه ويجد عملا يكتسب منه ما يسد حاجته فهذا لا يعطى من الزكاة ألن الواجبعليه أن يعمل ويكسب ليكفي نفسه وعياله ولا يجوز أن يكون عاطالًا عن العمل باختياره ويمد يده بدنه ويجد عمالًا يكتسب منه ما يسد حاجته فهذا لا يعطى من الزكاة لان الواجب عليه أن يعمل ويكسب ليكفي نفسه وعياله ولا يجوز أن يكون عاطالًا عن العمل باختياره ويمد يده ليأخذ من أموال الزكاة وهذا مذهب جمهور أهل العلم
“Dan adapun orang yang kuat (atau) mampu untuk bekerja, maka tidak halal baginya menerima zakat. Sedangkan pengertian orang yang kuat (atau) mampu untuk bekerja adalah orang yang badannya sehat dan dia mendapatkan pekerjaaan yang dapat menutup kebutuhannya sehari-hari. Maka orang seperti ini tidak diberi zakat, karena yang wajib baginya adalah bekerja agar dapat mencukupi bagi dirinya dan keluarganya. Dan tidak boleh pula bagi dia bermalas malasan untuk tidak bekerja, serta tidak boleh pula bagi dia meminta-minta zakat. Yang demikian ini adalah madzhabnya mayoritas ahli ilmu” (Majmu' Syarah Muhadzdzab : 6/22)
الصِّنْفُ السَّابِعُ: فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَهُمُ الْغُزَاةُ الَّذِينَ لَا رِزْقَ لَهُمْ فِي الْفَيْءِ وَلَا يُصْرَفُ شَيْءٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ إِلَى الْغُزَاةِ الْمُرْتَزِقَةِ، كَمَا لَا يُصْرَفُ شَيْءٌ مِنَ الْفَيْءِ إِلَى الْمُطَوِّعَةِ
“Mustahiq yang ke tujuh yaitu fisabilillah. Mereka adalah orang yang berperang dijalan Allah yang mana mereka tidak mendapat bagian (upah) dari harta fai', dan zakat tidak diberikan kepada orang yang berperang sedangkan dia mendapat bagian (gaji) dari harta fai', sebagaimana harta fai' tidak boleh diberikan kepada orang yang mutatowwi (yang semata-mata ingin berbuat baik)”
{حجج القطعية، الصحفة ٩٩}
ان الزكاة يمكن صرفها لمعلم القرأن المسكين....... وبالعكس عندما كان معلم القرأن غنيا موسرا ويتمكن من سداد حوائجه اليومية فيمنع له صرف الزكاة
“Bahwasanya zakat dapat dibayarkan kepada guru Al-Qur'an (guru ngaji) yang mana dia termasuk kategori miskin. Dan ketika Guru Al-Qur'an itu kaya serta mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari, maka dia dilarang untuk diberi zakat”
وما يقال عن القفال عن بعض الفقهاء، مما ذكره السائل, لم نره عنه فيما فيما بأيدينا من المصادر
“Dan apa yang dinukil dari imam Qoffal dari sebagian fuqoha (terkait bolehanya memberikan zakat kepada semua hal yang bersifat kebaikan entah itu berupa upah penguburan jenazah, pembagunan benteng, dan pembangunan masjid) sebagaimana yang sudah dikatakan oleh sail (penanya), maka kami tidak menemukan dari pendapat tersebut sumber aslinya” (Fatawa Syaikh Abu Bakar Bafadhol : 14)
(المجموع شرح المهذب : ج ٦ ص ٢١٢
واحتج أصحابنا بأن المفهوم في الإستعمال المتبادر الى الأفهام أن سبيل الله هو الغزو وأكثر ما جاء في القرآن العزيز كذلك واحتج الأصحاب ايضا بحديث «لا تحل الصدقة لغني الا لخمسة» فذكر منهم الغازي وليس في الأصناف الثمانية من يعطى باسم الغزاة سوى الذين نعطيهم من سهم سبيل الله
Demikianlah, wallahu a'lam.
Mujawwib Dan Mushohheh:
✅Ustadz Hosiyanto S.Pd.I
✅ Syekh Iman Abdullah al rasyid
✅Ustadzah Ai Maslaili Siti Aisyah
✅Ustadz Robit Subhan
✅Ustadz Abdul Muchtar Hakim S.H
✅ Ummi Hajjah Dinda Dzulaeha
✅ Ustadz Muhibbin Fillah
✅Yai Abuya Wail
✅ Yai Ahmad Suhaemi
✅ Ustadz Tinta Emas
✅ Ustadz Aby Hadi
✅ Ustadz Abu Siman
✅ الأستاذ عبد الله سهل زهدي,الباموتاني
Dan Tim Admin Yang Lainnya.
Perumus Redaksi Dan Koordinator
✅ Ustadz Muhibbin Fillah
✅ Ummi Dinda zulaeha S.H
✅ Ustadz Syaipudin
Peterjemaah
✅ Ustadz Masruri Ainul Khyat
✅ Ustadz Ahmad Robit Subhan
Deskripsi Masalah
✅ Ustadz Syaipudin
Keamanan Grup:
✅TQK Fauzi Maulana Dan Ustadzah Nurrul Jannah

Komentar
Posting Komentar