Hukum Sengaja Membatalkan Puasa Kemudian Berjima' Apakah Harus Membayar Kafarat.
TANYA JAWAB FIQIH DAN AQIDAH
Hukum Sengaja Membatalkan Puasa Kemudian Berjima' Apakah Harus Membayar Kafarat.
Penanya: Ahmad Labik S.Pd. Indramayu Jawa Barat.
DESKRIPSI
Berpuasa di bulan Ramadan tidak hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala hawa nafsu yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Ketika kita melakukan puasa ramadhan, puasa kita batal gara-gara kita makan, karena sudah batal disebabkan makan, apakah diperbolehkan untuk jima' (berhubungan suami istri) pada siang hari tersebut?
*PERTANYAAN* :
1. Apakah diperbolehkan juga untuk jima' pada siang hari tersebut?
2. Apakah suami harus membayar kafarat, karena kesengajaannya?
JAWABAN
1. Tidak diperbolehkan, sebab orang yang membatalkan puasa secara sengaja itu wajib untuk imsak/menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum dan juga jima. Yakni layaknya orang yang berpuasa.
2. Tidak wajib membayar kafarot, akan tetapi berdosa dan wajib menahan dari dari makan dan minum. Dan wajib mengqodho' puasa dan bertaubat.
REFERENSI :
فتاوى النووي ج ١ ص ٩٠-٩١
كفارة الأكل والجماع
مسألة* إٍذا أكل في حَضرٍ في نهار رمضانَ عامدًا، ثم جامع بعد الأكل عامدًا في النهار هل تلزمه الكفارة؟ وهل إِذا كرر الجماع في رمضان تتكرر الكفارة أم لا؟.
أجاب رضي الله عنه: لا يلزمه في ذلك كفارة؛ بل يأثم ويلزمه إِمساك بقية النهار، والقضاء والتوبة، وإِن جامع الصائم مرارًا في النهار، جماعًا موجبًا للكفارة، لزمه كفارة واحدة بالجماع الأول، ولا يلزمه بالثاني، والله أعلم.
Masalah: Jika seseorang makan pada siang hari bulan ramadhan secara sengaja, kemudian dilanjut dengan melakukan jima pada siang hari tersebut secara sengaja, apakah orang itu akan dikenai kafarot?
Maka dijawab: Perbuatan tersebut (yakni jima setelah makan pada siang hari bulan ramadhan) tidak menyebabkannya dikenai kafarot. Akan tetapi dia berdosa (atas perbuatannya itu), karena lazimnya dia itu mesti menahan makan/jima (seperti layaknya orang yang sedang berpuasa) sepanjang hari (setelah dia batal secara sengaja tersebut), kemudian dia harus mengqodho puasa yang sebelumnya dia batalkan, dan juga dia harus bertaubat dari perbuatannya tersebut. Dan jika dia melakukan jima secara berulang kali pada siang hari (maksudnya membatalkan puasanya dengan cara berjima, bukan batal sebab makan), maka perbuatan jimanya itu mewajibkannya dikenai kafarot. Namun dia hanya dikenai kafarot untuk perbuatan jimanya yang pertama, dan tidak dikenai kafarot untuk perbuatan jimanya yang kedua/yang selanjutnya wallahu a'lam."
*Kesimpulan:* Jima' disiang hari pada bulan ramadhan setelah sebelumnya batal puasa (secara sengaja/bukan karena uzur), maka hal itu merupakan perbuatan dosa. Sebab lazimnya orang yang batal puasa secara sengaja pada siang hari bulan ramadhan adalah mesti menahan dari lapar dan dahaga seperti layaknya orang yang sedang berpuasa, demikian juga harus menahan dari perbuatan jima dan yang lainnya. Tapi meski demikian, jima yang dilakukan setelah sengaja membatalkan puasa itu tidak menyebabkannya dikenai kafarot, _Wallahu a'lam._
______________
Mujawwib Dan Mushohheh :
✅Ustadz khosiyanto spdi.
✅ Ustadz Ahmad Suhaemi
✅ustadz Aby Abd Hady.
✅Ustadzah Ai Maslaili Siti Aisyah
✅Ustadz Taufiq Hidayat
✅Ustadz Abdul Muchtar Hakim S.H
✅Ustadz Muhammad Yahya
✅ Ustadz SHOLEHUDDIN@47
✅ Ummi Hajjah Dinda Dzulaeha S.H
✅ Ustadz Muhibbin Fillah
✅ Ustadz Tinta_Emas
✅ TGK Ari Azhari
✅ Ustadz Fahrud Cell
Dan Tim Admin Yg Lain nya
Penulis dan Perumus Redaksi:
✅ Ummi Dinda zulaeha S.H
Penasehat:
✅Habib Abdulloh Al Aseggap
Keamanan Grup
TQK Fauzi Maulana
Komentar
Posting Komentar