Hukum Menjamak Sholat Saat Sakit
TANYA JAWAB FIQIH DAN AQIDAH
Hukum Menjamak Sholat Saat Sakit
PERTANYAAN:
Mau nanya, bolehkah jamak shalat pada saat sakit? Kalau boleh tau, sakit apa saja yang masuk dalam kriteria boleh untuk menjamak shalat?
Penanya: Fauzi Batam.
JAWABAN:
1. Khilaf atau diperselisihkan oleh para ulama.
Tidak boleh menurut pendapat yang mu'tamad dalam madzhab Syafi'iyah.
Boleh menurut Imam Nawawi, dan selain Imam Nawawi, seperti, Imam Qodi Husain, Ibnu Suraij, Ar-Ruyani, Al- Mawardi, Ad-dzarimi, dan Imam Al-Mutawali.
2. Kriteria sakit yang diperbolehkan menjamak sholat, yaitu, sakit yang memberi dampak mudharat, sehingga tidak tepat waktu untuk menunaikan shalat. Dan juga sakit yang diperbolehkan untuk menuaikan sholat secara duduk.
REFERENSI:
(التقريرات السديدة قسم الإبادة ص ٣٢٢ ط دار العلوم.)
الجمع في المرض : لا يجوز الجمع للمريض تقديما و تأخيرا على المعتمد في المذهب , و اختاره الإمام النووي و غيره جوازه كالقاضي حسين و ابن سريج و الروياني و الماوردي و الدارمي و المتولي.
ضابط المرض المبيح للجمع : أن تلحقه مشقة شديدة إذا صلى كل صلاة في وقتها , و قال بعضهم : يجوز إذا كان المرض يبيح الجلوس في الصلاة.
Jamak solat ketika sakit Tidak boleh menjamak sholat bagi orang yang sakit baik itu jamak taqdim atau takhir berdasarkan pendapat yang mu'tamad dalam madzhab syafi'i. Akan tetapi imam nawawi membolehkannya dan juga ulama lain seperti imam al qodi husain, imam.ibnu suroij, imam rowyani, imam mawardi, imam darimi, imam mutawali.
Definisi sakit yang diperbolehkan menjamak solat : Sekiranya orang yang sakit merasakan kesulitan yang sangat benar-benar sulit untuk solat pada waktunya. Akan tetapi ada sebagian ulama berpendapat boleh jamak bagi orang yang sakit seandainya sakitnya itu memperbolehkan solat secara duduk.
فتح المعين : ص ٧٠
و يجوز الجمع بالمرض تقديما وتأخيرا على المختار ويراعي الأرفق فإن كان يزداد مرضه كأن كان يحم مثلا وقت الثانية قدمها بشروط جمع التقديم أو وقت الأولى أخرها وضبط جمع متأخرون المرض هنا بأنه ما يشق معه فعل كل فرض في وقته كمشقة المشي في المطر بحيث تبتل ثيابه. وقال آخرون لا بد من مشقة ظاهرة زيادة على ذلك بحيث تبيح الجلوس في المرض وهو الأوجه
Menurut qaul yang mukhtar, seseorang dengan udzur sakit diperbolehkan menjamak dua sembahyang (Zuhur-Ashar dan Maghrib-Isya, -red.) baik jamak taqdim maupun ta‘khir. Ia boleh memilih waktu yang terbaik dari keduanya. Maksudnya, bila sakitnya meningkat parah seperti panasnya semakin tinggi pada waktu Ashar atau Isya, maka boleh melakukan jamak taqdim dengan syarat jamak taqdim. Tetapi kalau sakitnya parah pada waktu Zuhur atau Maghrib, maka lakukan jamak ta‘khir. Ulama muta’akhirin menyebut ketentuan bahwa sakit yang dimaksud di sini ialah sebuah penyakit yang membuat penderitanya sulit mengerjakan sembahyang pada waktunya. Persis kesulitan bergerak di saat hujan lebat yang dapat membuat pakaian menjadi basah. Sementara ulama lain mengemukakan, kesulitan untuk jamak tidak boleh tidak mesti tampak dan lebih daripada itu. Kesulitannya kira-kira setingkat dengan kesulitan yang membolehkan seseorang sembahyang duduk. Inilah pendapat paling mengemuka.wa llahu'alam
____________________
Mujawwib Dan Mushohheh :
✅Ustadz khosiyanto spdi.
✅ Ustadz Ahmad Suhaemi
✅ustadz Aby Abd Hady.
✅Ustadzah Ai Maslaili Siti Aisyah
✅Ustadz Taufiq Hidayat
✅Ustadz Abdul Muchtar Hakim S.H
✅Ustadz Muhammad Yahya
✅ Ustadz SHOLEHUDDIN@47
✅ Ummi Hajjah Dinda Dzulaeha S.H
✅ Ustadz Muhibbin Fillah
✅ Ustadz Tinta_Emas
✅ TGK Ari Azhari
✅ Ustadz Fahrud Cell
Dan Tim Admin Yg Lain nya
Penulis dan Perumus Redaksi:
✅ Ummi Dinda zulaeha S.H
Penasehat:
✅Habib Abdulloh Al Aseggap
Keamanan Grup
TQK Fauzi Maulana
Komentar
Posting Komentar