HUKUM JUAL BELI MOTOR BODONG & JUAL BELI SECARA KREDIT
TANYA JAWAB FIQIH DAN AQIDAH
HUKUM JUAL BELI MOTOR BODONG & JUAL BELI SECARA KREDIT
Penanya :HUSNI
Sering terjadi di masyarakat jual beli motor bodongan.
Bahak kayak udah mejadi ke biasaan dan udah terbiasa jual beli kayak itu.
Pertanyaan
1.Bagai manakah hukum jual beli motor bodong hasil nyuri sama bodong" biasa yang tidk ada surat" nya
2. Mengenai hukum kredit , kita bayar nya nyicil itu hukum nya bagaimana?
➡️Jawaban
Wa'alaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh.
1.Sepeda yang jelas hasil curian tidak sah, karena tergolong menjual barang yang bukan miliknya sendiri.
Apabila sepeda bodong yang blm jelas hasil curian, maka di tafsil kalau sepeda itu hakikatnya barang curian, namun pembeli tidak mengetahuinya, maka ada pemilihan,
jika sipenjual adalah orang yang baik secara lahiriyah, maka pembeli tidak akan di tuntut (tidak di siksa) di akhir kelak, tetapi jika si penjual bukan orang yang baik secara lahiriyah, maka kelak diakhirat si pembeli akan dituntut (disiksa)
2. Boleh.
Itu di anggap bai' ataini fi baiatin, apabila pembeli tidak menentukan pilihan antara kontan dan yang keredit,
Sebetulnya bai' ataini fi' bai'atin, terjadi khilaf di kalangan ulama menurut jemhur hukumnya boleh, dan tidak termasuk riba, dari semua penjelasan ini juga diketahui bahwa peraktek jual beli secara keredit yang banyak terjadi hukumnya sah🙏
REFRENSI 👇
Motor tanpa surat-surat sebenarnya tidak selalu identik dengan motor hasil curian. Tapi adakalanya surat-surat tersebut hilang misalnya, maka ketika mau dijual motornya otomatis tanpa surat-surat.
Namun jika yang akan dibeli adalah betul-betul motor hasil curian dan pembeli sangat yakin dengan hal itu, maka jual belinya tidak sah. Tapi jika tidak tau kalau motor yang dijual itu merupakan motor hasil curian maka sah.
من اشترى سرقة وهو يعلم أَنها سرقة فقد شرك في عارها وإثمها
“Barang siapa membeli (barang hasil curian) dan dia mengetahui bahwa barang tersebut adalah hasil curian, maka dia telah berserikat/bersekutu atas dosanya” (HR. Al-Baihaqi)
Syaikh Zainuddin Al-Malibari rahimahullah mengatakan :
فائدة لو أخذ من غيره بطريق جائز ما ظن حله وهو حرام باطنا فإن كان ظاهر المأخوذ منه الخير لم يطالب في الآخرة وإلا طولب قاله البغوي.
“Faedah : Seandainya seseorang mengambil sesuatu dari orang lain dengan cara yang diperbolehkan yakni sesuatu yang diduga kehalalannya namun ternyata sesuatu itu haram secara batin, maka jika dzohir sesuatu tersebut adalah baik, niscaya dia tidak akan dituntut kelak diakhirat. Namun jika dzohir sesuatu tersebut adalah tidak baik, maka sebagaimana yang dikatakan oleh imam Al-Baghowi niscya dia akan dituntut kelak diakhirat." (Fathul Mu'in : 67)
Pernyataan Syaikh Zainuddin Al-Malibari diatas dijelaskan oleh Syaikh Abu Bakar Syatho sebagai berikut :
أي أخذ شيئا يظن أنه حلال، وهو في الواقع ونفس الأمر حرام، كأن يكون مغصوبا أو مسروقا
Yakni mengambil sesuatu yang diduga kehalalannya namun pada kenyataannya barang tersebut adalah haram : Maksudnya adalah semisal barang hasil mengghosob atau hasil mencuri
(I'anatut Tholibin : 3/12)
والشرط الثالث ما ذكره بقوله مملوك أي أن يكون للعاقد عليه ولاية
“Syarat jual beli yang ketiga adalah barang (yang diperjual belikan) harus dimiliki, yakni orang yang melakukan transaksi jual beli harus memiliki kuasa atas benda yang dia jual belikan”
(Hasyiyah Al-Bujairomi : 7/287)
Jual beli kredit tuh gambarannya seperti ini :
Seorang penjual misalnya menawarkan baju yang jika dibeli secara tunai maka harganya 50rb. Tapi jika dibeli secara tempo/nyicil/kredit maka harganya 70rb. Dan ini tidak termasuk riba apalagi masuk dalam kategori menjual dua harga sebagaimana yang banyak disalah fahami oleh orang-orang selama ini.
Sebab penjual baru sebatas menawarkan dan belum terjadi akad. Beda halnya saat penjual menawarkan harga tunai 50rb dan harga kredit 70rb, lalu keduanya berpisah sebelum ada harga yang disepakati. Nah jika seperti itu tidak sah.
ﺃﻣﺎ ﻟﻮ ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺘﻚ ﺑﺄﻟﻒ ﻧﻘﺪﺍ ﻭﺑﺄﻟﻔﻴﻦ ﻧﺴﻴﺌﺔ ﺃﻭ ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺘﻚ ﻧﺼﻔﻪ ﺑﺄﻟﻒ ﻭﻧﺺﻓﻪ ﺑﺄﻟﻔﻴﻦ ﻓﻴﺼﺢ ﺍﻟﻌﻘﺪ
“Seandainya seorang penjual berkata kepada seorang pembeli : Aku jual (barang ini) dengan harga 1000 jika tunai namun dengan harga 2000 secara tempo (kredit), maka akad jual beli tersebut adalah sah (jika harganya dipilih salah satu saat melakukan akad” (Roudhotut Tholibin : 3/64)
wallahu a'lam
*حاشية الشرقاوي ،٢/٣
(باب لزوم البيع) إذا وجدت صيغته والعاقدان رشيدان والمبيع مملوك طاهر منتفع به --إلى أن قال --- ولا يصح بيع غير الملوك للبائع ( قوله كبيع الفضولي) هو من ليس مالكا ولا وكيلا ولا وليا فلا يصح بيعه وإن أجازه المالك.
*إعانة الطالبين ، ٣/٣١
ومعاملة من بيده حلال وحرام وان غلب الحرام الحلال نعم ان علم تحريم ما عقد به حرم وبطل ( قوله: ومعاملة إلخ) أي وكره معاملة من في بيده ، أي في ملكه حلال وحرام. وهذه المسألة تقدمت غير مرة.
*إعانة الطالبين ، ٣/٩
( فائدة) لوأخذ من غيره بطريق جائز ما ظن حله ، وهو حرام باطنا ، فإن كان المأخوذ منه الخير لم يطلب في الأخيرة ، وإلا طولب في الأخيرة. قال البغوي.
ردود على الاباطيل ، ٢/ ٣٢٩ ---٣٣٠
Kesimpulan dari jual beli motor bodong adalah jual belinya tidak sah jika diketahui bahwa motor tersebut hasil nyuri. Sedangkan jika tidak diketahui kalau motornya bukan motor hasil nyuri, maka jual belinya sah meskipun diduga bahwa motornya adalah hasil nyuri.
Adapun kesimpulan dari jual beli secara kredit, maka jual belinya adalah sah selama pembeli menentukan harga yang sudah ditawarkan oleh penjual. Tapi jika pembeli tidak menentukan harga, maka jual belinya adalah tidak sah.Wa'alam Bhis showab
____________
Mujawwib
@Ust Fahrud CellCell.
@Ummi Nisa.Alfii
Komentar
Posting Komentar