Hukum Status Keabsahan Sholat Dari Makmum Yang Tidak Mufarroqoh Dari Imam Yang Tidak Tumakninah

HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
  (Tanya Jawab Hukum Online)
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Published from Blogger Prime Android App السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

 DESKRIPSI

Suatu ketika Badrun (nama samaran) sholat berjemaah di sebuah Masjid di Kampungnya. Badrun berjemaah pada seorang Imam yang tidak tumakninah dalam i'tidalnya. Sehingga Badrun memilih mufarroqoh dari si Imam, namun jama'ah lainnya ada yang tetap berjemaah sampai salamnya si Imam, termasuk juga Rosyid (nama samaran) yang merupakan makmum masbuq raka'at dalam jama'ah tersebut menambah sisa rakaat yang tertinggal dari si Imam setelah salamnya si Imam.

Kemudian datanglah Qomar (nama samaran) untuk sholat berjamaah, karena keterlambatannya untuk sholat berjamaah di Masjid, maka dia hanya mendapati Rosyid yang sedang menyelesaikan sisa rakaatnya yang tertinggal dari Imam. Tanpa berfikir panjang, si Qomar langsung sholat bermakmum pada Rosyid.


 PERTANYAAN

Bagaimana status keabsahan sholat dari Makmum yang tidak mufarroqoh dari Imam yang tidak tumakninah ?

📖 JAWABAN

Batal sholatnya Makmum yang tidak mufarroqoh apabila mengetahui kebatalan sholatnya si Imam. Sedangkan bagi Makmum yang tidak mengetahui kebatalan sholatnya Imam, maka sholatnya tetap sah.

Referensi :

٠{إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، الجزء ٢ الصحفة ٥١}

(ولا يصح قدوة بمن اعتقد بطلان صلاته)

Artinya: Tidak sah bermakmum kepada orang yang diyakini kebatalan sholatnya. 


{النووي، المجموع شرح المهذب، الجزء ٤ الصحفة ٢٤٠}

٠(الثالثة) : إذا ترك الإمام فعلا فإن كان فرضا بأن قعد في موضع القيام أو عكسه ، ولم يرجع لم يجز للمأموم متابعته في تركه ; لما ذكره المصنف سواء تركه عمدا أو سهوا ; لأنه إن تركه عمدا فقد بطلت صلاته ، وإن تركه سهوا ففعله غير محسوب بل يفارقه ويتم منفردا

Artinya: (Adapun yang ketiga adalah) apabila imam meninggalkan pekerjaan yang berupa fardhu dengan cara ia duduk di tempat berdiri atau sebaliknya, dan tidak kembali lagi maka bagi makmum tidak boleh mengikuti imam dalam hal meninggalkannya; sebagaimana keterangan yang telah disebutkan moshonnif baik meninggalkannya karena sengaja atau lupa, karena sesungguhnya apabila makmum meninggalkan dengan sengaja maka sholatnya menjadi batal, dan apabila meninggalkannya sebab lupa maka pekerjaannya tidak dihitung bahkan makmum harus mufaraqoh dari imam dan menyempurnakannya dengan shalat sendiri.


{أسنى المطالب في شرح روض الطالب، الجزء ١ الصحفة ٢٢٨}

الشرط (السادس الموافقة) للإمام في أفعال الصلاة (فإن ترك الإمام فرضا لم يتابعه) في تركه ؛ لأنه إن تعمد فصلاته باطلة وإلا ففعله غير معتد به -الى ان قال- (قوله : فإن ترك الإمام فرضا لم يتابعه ) بل يتخير بين أن يفارقه ويتم لنفسه وبين أن ينتظره إلى أن تنتظم صلاته فيتبعه في المنتظم

Artinya: Adapun syarat (yang keenam adalah sesuai) dengan imam dalam pekerjaan shalat (maka apabila imam meninggalkan pekerjaan fardhu, maka bagi makmum tidak boleh mengikuti imam dalam meninggalkan fardhu, karena apabila makmum sengaja, maka shalatnya batal dan apabila tidak sengaja maka pekerjaannya tidak dihitung -sampai perkataan- (perkataan beliau: apabila Imam meninggalkan pekerjaan fardhu maka bagi makmum tidak boleh mengikuti imam) bahkan boleh memilih antara mufaroqoh dan menyempurnakan shalatnya sendiri, dan menunggu imam sampai urutan shalatnya sama kemudian mengikuti imam dalam urutan tersebut.


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

🧕🏻 PENANYA

Nama : Ummi Dinda Zulaeha 
Alamat : Cikijing Majalengka Jawa Barat 
____________________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

PENASEHAT :

Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Perumus : Ust. Arif Mustaqim (Sumbergempol Tulungagung Jawa Timur), KH. Abdurrohim (Maospati Magetan Jawa Timur)
Muharrir : Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Ibrahim Al-Farisi (Tambelangan Sampang Madura)
____________________________________________

Keterangan :

1) Pengurus, adalah orang yang bertanggung jawab atas grup ini secara umum

2) Tim Ahli, adalah orang yang bertugas atas berjalannya grup ini

3) Bagi para anggota grup yang memiliki pertanyaan diharuskan untuk menyetorkan soal kepada kordinator soal dengan via japri. Ya'ni tidak diperkenankan nge-share soal di grup secara langsung.

4) Setiap anggota grup boleh usul atau menjawab walaupun tidak bereferensi, namun tetap keputusan berdasarkan jawaban yang berreferensi.

5) Dilarang memposting iklan / video / kalam-kalam hikmah / gambar yang tidak berkaitan dengan pertanyaan. Sebab, akan mengganggu akan berjalannya tanya jawab. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Niat Wudhu Istibahah Bagi Yang Tidak Daimul Hadast

 Hukum Dzihar Menyerupai Istri Dan Keponakan

Hukum Masjid Di jadikan Mas kawin Atau Mahar